Lassernews.com - Bogor, - Setiap unit pelayanan publik wajib  memiliki inovasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas  pelayanan publik yang sudah menjadi program Presiden Joko Widodo sejak  tahun 2015. "Kunjungan saya ke Bogor Dalam rangka safari ramadan. Kali  ini temanya yaitu pengawasan disiplin aparatur sipil negara dan  peningkatan kualitas pelayanan publik," kata Yuddy saat melakukan  kunjungan kerja ke Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6/2016).
Kunjungan Yuddy pertama yaitu ke kantor Unit Pusat Kearsipan Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Yuddy didampingi Deputi Bidang  Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa dan Kepala Biro Hukum,  Komunikasi dan Informasi Publik (HKIP) Herman Suryatman, bersama Bupati  Bogor Nurhayanti.
Yuddy yang menyambangi hampir setiap sudut kantor, menilai bahwa kondisi  kantor kearsipan tersebut seperti tempat sampah. "Ini kantor seperti  tempat sampah. Seharusnya dari pusatnya harus dipilah-pilah terlebih  dulu mana saja yang mau diarsipakan, Kasubag harus kasih usul dan  sarannya untuk pusat," kata Yuddy.
Yuddy mengatakan, dia akan meminta ke Kepala ANRI untuk membantu masalah  arsip di Unit Pusat Kearsipan Kementerian Lingkungan Hidup dan  Kehutanan ini.
Sementara itu, Kasubag Dokumentasi dan Arsip Rusdi Mursanto mengatakan  bahwa pihaknya sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pusat bahkan,  mereka sudah mengadakan pembinaan, pelatihan, rapat-rapat, sosialisasi,  dan peraturan terkait masalah arsip ini. "Tapi kesulitan kami ada di  orang-orangnya karena kita sudah melakukan pendampingan tetapi masih  tetap seperti itu. Kami berharap bapak Menpan bisa membantu," kata  Rusdi.
Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong menjadi target kunjungan kedua. Di  sana, Yuddy menyoroti mengenai sistem absensi yang masih manual. Dia  meminta agar Pemkab menyediakan anggaran untuk mengubah sistem absensi  tersebut menjadi elektronik atau finger print, sehingga bisa  terintegrasi dengan BKD.
"Kita ingin kehadiran ASN di atas 95 persen untuk instansi yang paling  bawah karena kita ingin pegawai pemerintah produktif dan tidak  mengecewakan masyarakat. Jadi yang tukang bolos, mereka yang akan  dirasionalisasi. Jadi nanti sistem absensinya harus diganti dengan  elektronik," kata Yuddy.
Kunjungan Yuddy selanjutnya yaitu ke Badan Penanaman Modal dan Pelayanan  Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor. Yuddy meminta agar kantor BPMPTSP  dirancang lebih baik lagi karena semua pelayanan harus ada di sini.  "SOP-nya juga mesti lebih jelas dan tegas, tidak boleh ada wilayah  abu-abu dan tidak boleh ada keragu-raguan dalam memberikan izin usaha,"  kata Yuddy.
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor juga  menjadi salah satu tujuan Yuddy. Dia meminta agar sistem pengawasan  disiplin melalui absensi di Bogor harus diperbaiki atau di-upgrade.  Karena meskipun sudah menggunakan absensi elektronik tapi pemantauannya  belum bisa dilakukan secara terpusat oleh BKD, bahkan BKD harus mengecek  ke Satker masing-masing.
"Harus ada satu sistem yang dapat dihubungkan ke BKD pusat, ini sangat  penting kita lakukan agar produktifitas ASN terlihat. Safari ini juga  dalam rangka pengawasan pegawai. Jadi kesejahteraan ASN saat ini sudah  semakin baik, kalau disiplin rendah ditambah pengawasan tidak maksimum  otomatis masyarakat akan komplain," kata Yuddy.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor menjadi lokasi kunjungan Yuddy  selanjutnya. Saat tiba, dia langsung mengecek sustem antrian yang saat  itu sangat padat karena sistem antrian secara elektronik rusak sejak  seminggu lalu.
Yuddy juga langsung mendengar 'curhat' dari Endang, salah satu  pengunjung. Dia menceritakan mengenai SOP yang tidak jelas di kantor  Pertanahan. "Saya di sini sudah dari setengah sepuluh dan tidak ada  panggilan antrian. Tetapi saat datang,  tidak diberikan penjelasan  mengenai status tanah dan tiba-tiba saya harus sidang," kata Endang.
Yuddy meminta agar pengaduan seperti ini harus ditindaklanjuti. Selain  itu, sistem antrian elektronik yang mati juga menjadi salah satu  penyebab banyaknya masyarakat yang komplain. "Kalau di BPN ada kerusakan  sistem sudah satu minggu untuk orang yang mengambil antrian, perlu ada  koordinasi dan kerjasama supaya tetap tertib, agar tidak terjadi  kekisruhan seperti ibu-ibu tadi. Dia marah-marah karena tidak ada  kejelasan. Semua harus jelas dan transparan," kata Yuddy.
Kunjungan Yuddy di Kabupaten Bogor berakhir di Polres Bogor. Setelah  itu, dia langsung mengunjungi Kantor Imigrasi Kelas I Kota Bogor.
Menurut Yuddy, perlu ada inovasi baru dari pimpinan imigrasi Bogor untuk  bisa memfasilitasi para pemohon agar lebih nyaman. "Perlu  terobosan-terobosan bagaimana mengurangi antrian para pemohon. Apakah  jam kerjanya lebih pagi seperti di Jakarta Selatan, atau melakukan  sistem jemput bola, atau seperti di Surabaya yang kantor imigrasinya  membuka pos pelayanan UPT di mall," kata Yuddy.
Menteri Yuddy juga melakukan kunjungan ke Kelurahan Tanah Sareal Kota  Bogor, BKPP Kota Bogor, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman  Modal Kota Bogor, dan Polres Bogor Kota. (ns/HUMAS MENPANRB)
Sumber, www.hariandeksi.com 

Posting Komentar